PELANGGARAN KOMUNIKASI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA GENERASI Z

    


Pendahuluan

Komunikasi digital cukup memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Meskipun begitu masih ada dampak negatif yang muncul, misalnya adalah maraknya cyberbullying ataupun penipuan berbasis online. Tanpa adanya etika komunikasi yang baik hal tersebut tidak dapat dihindari. Menurut data dari internet sebanyak 49% masyarakat Indonesia pernah mengalami cyberbullying di media sosial. Presentase ini akan terus meningkat. Kejahatan cyber ini juga terlihat oleh patroli cyber, setidaknya ada 3269 pengaduan yang termuat di statistik data patroli cyber terkait kejahatan dunia maya. Menurut teori yang disampaikan Thomas Nilsen untuk mencapai komunikasi yang baik antarpersonal, salah satunya adalah harus menghormati ide, perasaan, maksud dan integritas lawan bicara. Namun melihat pernyataan Thomas Nilsen, rasanya teori ini tidak sesuai dengan realita kehidupan media sosial masyarakat Indonesia. Akibat kurang adanya toleransi mengenai poin-poin tersebut, seringkali masyarakat melakukan pelanggaran komunikasi dengan mudah mengeluarkan berbagai perkataan ataupun melakukan tindakan yang kurang sopan dalam menggunakan media sosial. Etika komunikasi hadir sebagai suatu pendidikan dan pedoman berperilaku di dunia maya, etika komunikasi menarik untuk dikaji lebih lanjut karena dengan adanya pemahaman terkait hal ini dapat menjadi kontrol tersendiri bagi generasi Z dalam berkomunikasi di media sosial dan terhindar dari berbagai macam pelanggaran komunikasi.

 

   Menimbang berbagai kasus dan data yang tersaji, penulis dapat menyimpulkan bahwa kesadaran etika komunikasi dalam bersosial media belum berkembang baik di benak masyarakat Indonesia sehingga maraknya terjadi pelanggaran komunikasi seperti cyberbullying. Angka kejahatan siber yang juga meningkat ikut menguatkan argumen penulis terhadap kehidupan digital warga Indonesia. Baru-baru ini cyberbullying juga terjadi pada pemain bola Persija, Patrich Wanggai. Ia mendapat diskriminasi dari netizen Indonesia melalui akun instagram pribadinya. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai pelanggaran komunikasi dalam penggunaan media sosial pada generasi Z.

 

Lantas bagaimana kita sebagai manusia untuk dapat mengatasi pelanggaran komunikasi itu?

   Etika Komunikasi hadir sebagai pemecah solusi dari pelanggaran komunikasi itu sendiri. Tapi apakah kalian tau apa itu etika komunikasi?

 

Etika Komunikasi

    Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau kewajiban moral, atau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari penggunaan kata etika dan moral dicampuradukkan. Padahal kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Istilah moral digunakan untuk menjelaskan baik dan buruknya manusia sebagai manusia secara keseluruhan, sedangkan istilah etika digunakan untuk menjelaskan pemikiran sistematis mengenai moralitas (Magnis Suseno, 2003).

 

   Komunikasi adalah upaya untuk membuat pendapat/ide, menyatakan perasaan, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain dan kemampuan untuk menyampaikan informasi/pesan dari komunikator ke komunikan melalui saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan balik. Unsur-unsur yang ada dalam komunikasi adalah komunikator, pesan,, komunikan dan respon/feedback. (Mulyana, 2015). Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Pada umumnya bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.

 

   Dalam menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan tersebut diperlukan adanya aturan atau etika. Hal ini dikarenakan saat ini manusia hidup dalam masyarakat yang terus berkembang. Di mana perkembangan tersebut menyebabkan masyarakat semakin majemuk. Dengan etika komunikasi yang baik akan terjalin hubungan yang baik dan harmonis antar manusia. Sebaliknya apabila tidak ada etika komunikasi yang baik maka akan menimbulkan kesalahpahaman dan kemudian menyebabkan perselisihan dan pertikaian antar manusia.

   Media baru yang muncul memungkinkan orang-orang dapat berkomunikasi dari jarak jauh dengan basis internet menggunakan perangkat mobile ataupun komputer (Vera, 2016). Seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi saat ini. Perangkat-perangkat tersebut juga memberikan fitur yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi yakni melalui media sosial. Selain mempermudah manusia dalam berkomunikasi, media sosial juga dapat memberikan dampak buruk apabila penggunanya tidak menerapkan etika dalam menggunakannya. Adapun pelanggaran etika berkomunikasi yang sering dijumpai di media sosial adalah penyebaran berita hoax, cyber bullying, pelanggaran hak cipta, dan penyebaran konten ilegal.

 

Penerapan Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media Sosial Saat Ini

   Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Berdasarkan jumlah tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring, mengatakan bahwa platform media sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India. Kehadiran media sosial ini menjadi salah satu penyebab tingginya penggunaan internet di kalangan generasi Z.

 

   Menurut Nasrullah (2015) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dari beberapa manfaat dari munculnya media sosial ini, muncul juga permasalahan komunikasi yang dialami. Permasalahan tersebut muncul akibat penggunanya mengabaikan etika dalam berkomunikasi. Tidak jarang media sosial tersebut digunakan untuk menceritakan segala aktivitas yang dikerjakan dan menjadi tempat untuk meluapkan emosi dengan mengesampingkan etika.

 

   Implementasi dari etika komunikasi di media sosial salah satunya dapat diketahui dari cara komunikasi yang santun. Sebab etika komunikasi akan berbicara mengenai penyampaian bahasa, dan implementasi tersebut dapat dilihat dari kesantunan dalam berkomunikasi. Kesantunan dalam berkomunikasi dapat dilihat dari penggunaan pilihan kata atau kalimat yang diunggah ke sosial media. Dalam melakukan komunikasi di media sosial seringkali ditemukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan. Sebaiknya gunakan bahasa dan pilihan kata yang kayak dan sopan, tidak menggunakan kata-kata kasar atau semacamnya baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

 

   Selain itu masih terdapat beberapa etika komunikasi dalam menggunakan media sosial yang sebaiknya diterapkan. Pertama, tidak menyebarkan informasi-informasi terkait dengan SARA (Suku, Agama, dan Ras) dan pornografi. Kedua, tidak menelan mentah-mentah informasi yang didapat dari media sosial sebab tidak jarang sekarang ini beredar berita hoax. Ketiga, tidak menyebarkan hasil karya orang lain atau informasi tanpa mencantumkan sumber.

 

   Pada dasarnya, penerapan etika dalam berkomunikasi di ruang publik secara tidak langsung bergantung pada masing-masing individu. Setiap pengguna memiliki kendali penuh atas pengendalian dirinya dan bersikap dewasa dalam melakukan sesuatu serta dapat bertanggung jawab atas apapun yang diunggah di media sosial. Sebagai pengguna aktif, generasi Z perlu mengetahui bahwa sistematika berkomunikasi melalui media sosial tidak jauh beda dari berkomunikasi langsung di dunia nyata. Oleh karena itu, kebebasan komunikasi di media dibatasi oleh nilai, norma, dan aturan lainnya.

 

PENUTUP

    Etika komunikasi adalah hal penting yang harus dipahami bersama oleh generasi Z. Era digital memang sedikit nampak seperti sebuah inovasi dan wajah baru. Meskipun begitu, ada banyak sekali dampak buruk yang bisa ditimbulkan apabila kita tidak menerapkan etika komunikasi. Pentingnya etika komunikasi juga diperlukan sebagai benteng filtrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Di era seperti saat ini, banyak sekali ideologi yang masuk dengan mudah di berbagai aplikasi maupun website, kemampuan manajerial dan filtrasi dalam berkomunikasi sangatlah penting untuk mewaspadai hal tersebut. Perubahan akan terus terjadi. Sebagai generasi muda kita tidak bisa menolak adanya perubahan dan kemudian menutup diri. Pendapat ahli harus kita kaji lagi hingga sesuai dengan perkembangan zaman, dan manajemen baru. Selain itu, kita juga bisa paradigma akan terus bermunculan, hal terpenting adalah bagaimana kita bisa menyerap dan memaknai etika komunikasi sebagai suatu dasar penting dalam berinteraksi di era digital.


Untuk Informasi lebih lanjut dapat klik link dibawah ini :

ETIKA KOMUNIKASI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA GENERASI Z

Komentar

Postingan Populer